Mudahkan Hidupku, Hiasi Dengan Belai-Mu

Mudahkan Hidupku, Hiasi Dengan Belai-Mu

Saturday, November 11, 2006

Orang Kuat

Ada kekuatan di dalam cinta.
Orang yang sanggup memberikan cinta adalah orang yang kuat.
Karena ia bisa mengalahkan keinginannya untuk mementingkan diri sendiri.

Ada kekuatan dalam tawa kegembiraan.
Orang tertawa gembira adalah orang yang kuat.
Karena ia tidak pernah terlarut dengan tantangan dan cobaan.

Ada kekuatan di dalam kedamaian diri.
Orang yang dirinya penuh damai bahagia adalah orang yang kuat.
Karena ia tidak pernah tergoyahkan dan tidak mudah diombang-ambingkan.

Ada kekuatan di dalam kesabaran.
Orang yang sabar adalah orang yang kuat.
Karena ia sanggup menanggung segala sesuatu dan ia tidak pernah merasa disakiti.

Ada kekuatan di dalam kemurahan.
Orang yang murah hati adalah orang yang kuat.
Karena ia tidak pernah menahan mulut dan tangannya untuk melakukan yang baik bagi sesamanya.

Ada kekuatan di dalam kebaikan.
Orang yang baik adalah orang yang kuat.
Karena ia bisa selalu mampu melakukan yang baik bagi semua orang.

Ada kekuatan di dalam kesetiaan.
Orang yang setia adalah orang yang kuat.
Karena ia bisa mengalahkan nafsu dan keinginan pribadi dengan kesetiaannya kepada Allah dan sesama.

Ada kekuatan di dalam kelemahlembutan.
Orang yang lemah lembut adalah orang yang kuat.
Karena ia bisa menahan diri untuk tidak membalas dendam.

Ada kekuatan di dalam penguasaan diri.
Orang yang bisa menguasai diri adalah orang yang kuat.
Karena ia bisa mengendalikan segala nafsu keduniawian.

Sadarkah teman bahwa engkau juga memiliki cukup kekuatan untuk mengatasi segala permasalahan dalam hidup ini? Dimanapun, seberat dan serumit apapun juga. Karena cobaan tidak akan pernah dibiarkan melebihi kekuatan kita. (livingschool_community)

Posted by Azhar Muhammad N.T :: 8:32 PM :: 0 Comments:

Post a Comment

---------------------------------------

Thursday, November 09, 2006

Beda Otak Laki-laki dan Perempuan

Michael Guriaan dalam bukunya What Could He Be Thinking? How a Man’s Mind Really Works menjelaskan, perbedaan antara otak laki-laki dan perempuan terletak pada ukuran bagian-bagian otak, bagaimana bagian itu berhubungan serta cara kerjanya. Perbedaan mendasar antar kedua jenis kelamin itu adalah;

1. Perbedaan spasial
Pada laki-laki otak cenderung berkembang dan memiliki spasial yang lebih kompleks seperti kemampuan perancangan mekanis, pengukuran penentuan arah abstraksi, dan manipulasi benda-benda fisik. Tak heran jika laki-laki suka sekali mengutak-atik kendaraan.

2. Perbedaan verbal
Daerah korteks otak pria lebih banyak tersedot untuk melakukan fungsi-fungsi spasial dan cenderung memberi porsi sedikit pada daerah korteksnya untuk memproduksi dan menggunakan kata-kata. Kumpulan saraf yang menghubungkan otak kiri-kanan atau corpus collosum otak laki-laki seperempat lebih kecil ketimbang otak perempuan. Bila otak pria hanya menggunakan belahan otak kanan, otak perempuan bisa memaksimalkan keduanya. Itulah mengapa perempuan lebih banyak bicara ketimbang pria. Dalam sebuah penelitian disebutkan, perempuan menggunakan sekitar 20.000 kata per hari, sementara pria hanya 7000 kata!

3. Perbedaan bahan kimia
Otak perempuan lebih banyak mengandung serotonin yang membuatnya bersikap tenang. Tak aneh jika wanita lebih kalem ketika menanggapi ancaman yang melibatkan fisik, sedangkan laki-laki lebih cepat naik pitam. Selain itu, otak perempuan juga memiliki oksitosin, yaitu zat yang mengikat manusia dengan manusia lain atau dengan benda lebih banyak. Dua hal ini mempengaruhi kecenderungan biologis otak pria untuk tidak bertindak lebih dahulu ketimbang bicara. Ini berbeda dengan perempuan.

4. Memori lebih kecil
Pusat memori (hippocampus) pada otak perempuan lebih besar ketimbang pada otak pria. Ini bisa menjawab pertanyaan kenapa bila laki-laki mudah lupa, sementara wanita bisa mengingat segala detail. (Kompas Cybermedia)


Posted by Azhar Muhammad N.T :: 5:53 AM :: 0 Comments:

Post a Comment

---------------------------------------

Monday, November 06, 2006

Bukan Yang Pertama

Inilah resikonya bepergian pada saat mobilitas masyarakat sudah mulai ramai. Ya, waktu itu kami harus rela bis yang kami tumpangi melaju dengan sesekali tersendat kemacetan sampai akhirnya kami sampai di KBRI Kairo. Antara maklum dan tidak, yang jelas bagi saya pribadi ini bukanlah yang pertama kalinya. Sementara tiga orang bapak-bapak dan seorang ibu yang saya temani itu masuk ke dalam menemui salah satu pegawai KBRI, saya pun menunggu di ruang tunggu yang menyatu dengan ruangan petugas jaga. Agak lama menunggu, saya berinisiatif untuk sholat Dhuhur dulu. Belum sempat menuju musholla, ternyata orang-orang yang saya tunggu itu sudah selesai urusannya. Akhirnya kami pun melanjutkan perjalanan.

Karena pertimbangan efisiensi waktu, kami berlima memilih naik taksi saja. Walaupun begitu kami harus rela perjalanan kali ini lagi-lagi tersendat kemacetan, hingga akhirnya sampai juga di depan Universitas Kairo. Setelah disuruh masuk lewat pintu khusus pengunjung (non-mahasiswa), kami pun segera mencari bangunan Fakultas Adab untuk kemudian menuju ke perpustakaan fakultas itu. Alhamdulillah, bangunan fakultas itu letaknya cukup dekat dengan pintu masuk tadi, tapi perpustakaannya terpisah, tapi juga tak begitu jauh. Setelah menemui petugas di sana dan mengutarakan maksud kedatangan, kami pun diajak untuk bertemu dulu dengan Kepala Perpustakaan untuk mendapatkan semacam acc. Setelah itu kami diantar menuju ruang katalog buku, di ruang ini empat orang teman seperjalanan saya mulai bergerilya mencari daftar-daftar buku yang ingin dilihat. Mereka berempat inilah yang sebenarnya berkepentingan datang ke perpustakaan ini, sedang saya cuma menemani saja.

Setelah menyelesaikan urusan di ruang katalog, kami menuju ruang baca untuk memperoleh buku-buku yang tadi sudah dicari judulnya di ruang katalog. Di sini, mereka masih harus mengisi semacam blanko peminjaman untuk diserahkan ke petugas di ruang baca ini, kemudian setelah ditandatangani, diserahkan ke loket penerimaan buku. Jadilah mereka ini menunggu untuk menerima buku yang diinginkan. Benar-benar proses yang cukup memakan waktu, dan kurang efisien. Dari empat orang ini, satu orang harus kecewa karena buku yang diinginkan tidak muncul. Yang lain pun sebenarnya juga tidak terlalu puas atas apa yang didapat hari itu. Setelah semuanya sholat Ashar, kami pun memilih pulang. Niat untuk berpose di universitas itu harus dipendam karena dilarang oleh polisi. Hari itu kebetulan ada demonstrasi, sehingga banyak polisi anti huru-hara yang berjaga-jaga.

Sistem kerja yang belum tersentuh komputerisasi dan fasilitas yang dirasa kurang mendukung, adalah beberapa diantara kesan-kesan yang ditangkap oleh empat kawan saya ini. Sekali lagi, maklum atau tidak maklum, bagi saya pribadi fenomena seperti ini bukanlah yang pertama kali saya hadapi. Karena kondisi di universitas Al Azhar tempat saya belajar memang seperti itu. Sebagian besar urusan-urusan di kuliah ini dikerjakan secara manual, kalau tidak mau dikatakan sebagai kurang profesional. Berstatus sebagai mahasiswa Al Azhar, mau tidak mau saya harus berinteraksi dengan fenomena seperti ini lebih banyak daripada empat kawan saya tersebut.

Jika mau berpikir positif, saya rasa dengan menghadapi permasalahan seperti ini bisa melatih saya dalam hal mengasah mental dan pikiran untuk mencari solusi atas problem yang dihadapi. Setelah saya bertanya pada petugas di ruang baca itu perihal kemungkinan meminjam buku untuk dibawa pulang, jawabannya ternyata tidak bisa karena perpustakaan itu akan dipindah. Kemudian salah satu dari bapak-bapak itu mengatakan bahwa tidak akan efektif jika harus membaca di perpustakaan itu. Maka beliau pun berpendapat lebih baik beli saja. Membaca dan menulis di rumah tentu jauh lebih efektif daripada melakukannya di perpustakaan itu dengan kondisi seperti itu. Saya mendapatkan satu pelajaran berharga. Ya, seyogyanya kita selalu aktif untuk mencari solusi atas segala problematika yang dihadapi, tidak sekedar berpangku tangan.

Jadilah sore itu kami pulang membawa kelelahan, rasa kecewa, lapar, haus, semuanya bercampur jadi satu, ditambah bis yang harus menghadapi kemacetan seperti saat berangkat, sampai-sampai saya pun sempat terlelap di kursi. Sekali lagi, ini bukan yang pertama. Untuk kawan-kawan saya itu, saya berdoa semoga mereka diberi kekuatan dan kesabaran dalam menjalani hidup di negeri yang unik ini. Wallaahu a’lamu bish shawaab.

Posted by Azhar Muhammad N.T :: 9:37 AM :: 0 Comments:

Post a Comment

---------------------------------------
Karena Dunia

Suatu hari, Nabi Isa melakukan perjalanan dengan seorang temannya. Mereka hanya berbekal tiga potong roti. Ketika sampai di suatu tempat, mereka berdua beristirahat.
"Bawa roti itu kemari," kata Nabi Isa kepada temannya. Lelaki itu memberikan dua potong roti.
"Mana yang sepotong lagi?" tanya Nabi Isa.
"Aku tidak tahu."

Setelah masing-masing makan sepotong roti, keduanya kembali melanjutkan perjalanan hingga sampai ke tepi laut. Nabi Isa menggelar sajadahnya di atas laut, mereka berdua lalu berlayar ke seberang.
"Demi Allah yang telah memperlihatkan mukjizat ini kepadamu, siapakah yang telah makan sepotong roti itu?" tanya Nabi Isa kepada temannya.
"Aku tidak tahu."

Mereka kemudian melanjutkan perjalanan. Di tengah jalan mereka melihat seekor kijang. Setelah dipanggil, kijang itu pun datang menghampiri beliau. Beliau lalu menyembelih, memanggang dan memakannya. Sehabis makan, Nabi Isa berkata kepada tulang-tulang kijang, "Berkumpullah kamu." Tulang-tulang itu pun berkumpul. Beliau lalu berkata,
"Dengan izin Allah, jadilah kalian seperti semula." Tulang-tulang itu segera bangkit dan berubah menjadi kijang.
"Demi Allah yang telah memperlihatkan mukjizat ini kepadamu, siapakah yang telah makan sepotong roti itu?" tanya Nabi Isa.
"Aku tidak tahu," jawab temannya.

Nabi Isa bersama temannya kembali melanjutkan perjalanan hingga sampai pada sebuah tempat. Mereka duduk beristirahat. Nabi Isa memungut tiga bongkahan batu.
"Dengan izin Allah, jadilah emas," kata Nabi Isa. Batu itu pun segera berubah menjadi emas.
"Ini untukku, yang ini untukmu dan yang satu lagi untuk orang yang telah makan sepotong roti itu," kata Nabi Isa
"Akulah yang telah makan roti itu," kata temannya.
"Ambillah semua emas ini, aku tak mau berteman dengan pendusta," kata beliau sambil meninggalkan temannya.

Lelaki tadi lalu duduk di dekat emasnya. Ia tidak mampu membawa ketiga-tiganya, tetapi juga tidak rela meninggalkan sebagian dari emas-emas itu. Ketika ia sedang memikirkan cara membawa ketiga bongkahan emas itu, datanglah dua orang lelaki. Melihat keindahan emas itu, timbul keinginan di hati kedua orang itu untuk memilikinya.
"Kalian tidak pantas mengambil milikku dan kalian sama sekali tidak akan mendapatkan bagian," kata pemilik emas.
Melihat mereka berdua hendak membunuhnya, ia segera berkata,
"Emas ini kita bagi saja, satu untukku dan sisanya untuk kalian berdua." Mereka pun rela dengan pembagian itu.
"Ambillah secuil dari bongkahan emas ini, pergilah beli makanan," kata pendatang itu kepada pemilik emas. Setelah mengambil secuil emas, ia lalu pergi membeli makanan untuk mereka bertiga.

"Untuk apa aku membagi emas itu dengan mereka berdua, emas itu kan milikku," pikir si pemilik emas. Timbullah niat untuk meracuni makanan.
"Jika mereka berdua mati, emas itu akan jatuh ke tanganku lagi," pikir si pemilik emas. Ia lalu membeli racun yang paling ganas, siapa pun yang memakannya pasti akan mati seketika. Racun itu lalu ia taburkan di atas makanan mereka.

Kedua pendatang tadi juga mempunyai rencana,
"Mengapa kita harus memberi dia. Jika telah kembali, kita bunuh saja dia. Emas itu semua akan menjadi menjadi milik kita berdua." Mereka berdua kemudian membunuh si pemilik emas. Dan dengan perasaan senang karena mendapat emas lebih banyak, kedua lelaki itu kemudian menyantap dengan lahap makanan yang baru saja dibeli.

Beberapa tahun kemudian Nabi Isa bersama kaumnya melewati tempat itu. Mereka melihat tiga bongkahan emas dan tiga kerangka manusia.
"Lihatlah bagaimana dunia memperlakukan mereka," kata Nabi Isa kepada kaumnya.
Beliau kemudian berdiri di depan emas dan berkata,
"Jadilah seperti asalmu." Emas itu pun kembali menjadi batu.

Posted by Azhar Muhammad N.T :: 4:49 AM :: 0 Comments:

Post a Comment

---------------------------------------