Mudahkan Hidupku, Hiasi Dengan Belai-Mu

Mudahkan Hidupku, Hiasi Dengan Belai-Mu

Tuesday, August 30, 2005

Suatu Waktu Saat Orang-orang Tak Bisa Berhenti Membicarakanmu

Bila dibandingkan dengan yang lain, kau memang unggul segala-galanya. Yang aku tau, begitulah pikiran orang-orang di sini. Aku juga termasuk yang menilai bahwa kau memang punya kelebihan tersendiri dibandingkan yang lain. Kehadiranmu di sini telah memberi warna tersendiri dalam kehidupan sebagian orang. Mereka seakan-akan melihat barang langka yang sangat tinggi harganya. Maka tak heran banyak yang tertarik untuk merengkuhmu. Laksana bunga mawar yang indah merekah, sehingga menarik kumbang-kumbang untuk mendekatinya. Perumpamaan ini kupikir juga berlaku padamu. Sampai detik ini, sudah tak terhitung berapa kali aku mendapati sebagian orang menjadikanmu sebagai topik khusus dalam perbincangan mereka. Hingga suatu waktu, dalam sadar aku sampai hati mempertanyakan kepada Tuhanku, apa sebenarnya hikmah di balik kehendak-Nya untuk menciptakan makhluk sepertimu yang berbeda dengan lainnya. Kenapa harus beda? Kenapa ada yang sepertimu dan ada yang tidak sepertimu? Ketika orang-orang lebih banyak membicarakanmu, bahkan sebagian ada yang dengan sengaja merendahkan, melecehkan, dan menghina siapa saja yang mereka anggap lebih rendah darimu, aku pernah bertanya-tanya, dianggap apa mereka yang tidak punya kelebihan sepertimu? Toh mereka juga sama-sama makhluk ciptaan-Nya. Mereka juga punya hati nurani. Dalam ketakutanku terhadap azab-Nya, aku sampai hati mempertanyakan kepada Tuhanku tentang kemahaadilan-Nya. Ya Allah, ampunilah hamba-Mu yang picik ini. Hingga detik ini, aku masih sangat haus dan lapar akan hikmah-hikmah dari-Mu. Astaghfirullaah...
(Taman Langit, 30 Agustus 2005)

Posted by Azhar Muhammad N.T :: 1:46 PM :: 0 Comments:

Post a Comment

---------------------------------------

Monday, August 29, 2005

Orang-orang Yang Didoakan Malaikat

Sebenarnya (malaikat-malaikat itu), adalah hamba-hamba yang dimuliakan. Mereka itu tidak mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka mengerjakan perintah-perintah-Nya (Al-Anbiyaa’; 26-28)

Berikut ini adalah orang-orang yang didoakan oleh para malaikat;
1. Orang yang tidur dalam keadaan bersuci. Dari Abdullah bin Umar RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang tidur dalam keadaan suci, maka malaikat akan bersamanya dalam pakaiannya. Dia tidak akan bangun hingga malaikat berdoa, Ya Allah, ampunilah hambamu ini karena tidur dalam keadaan suci” (HR. Ibnu Hibban)
2. Orang yang duduk menunggu sholat. Dari Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah salah seseorang dari kalian yang duduk menunggu sholat, selama ia berada dalam keadaan suci, kecuali para malaikat akan mendoakannya, Ya Allah ampunilah ia. Ya Allah sayangilah ia” (HR. Muslim)
3. Orang yang berada di shaf depan dalam sholat. Dari Barra’ bin ‘Azib RA, bahwa Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya selalu bershalawat kepada (orang-orang) yang berada pada shaf-shaf terdepan” (HR. Abu Daud dan Ibnu Khuzaimah)
4. Orang yang menyambung shaf (tidak membiarkan kekosongan dalam shaf). Dari Aisyah RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya selalu bershalawat kepada orang-orang yang menyambung shaf-shaf” (HR. Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban, dan al-Hakim)
5. Para malaikat mengucapkan ‘amin’ ketika seorang imam selesai membaca al-Fatihah. Dari Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Jika seorang imam membaca ghairil maghdhuubi ‘alaihim waladh dhaalliin, maka ucapkanlah oleh kalian amiin, karena barangsiapa ucapannya itu bertepatan dengan ucapan malaikat, maka ia akan diampuni dosanya yang masa lalu” (HR. Bukhori)
6. Orang yang tetap duduk di tempat sholatnya setelah melaksanakan sholat. Dari Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Para malaikat akan selalu bershalawat kepada salah satu diantara kalian selama ia ada di dalam tempat sholat, selama ia belum batal wudhunya, (para malaikat) berkata, Ya Allah, ampunilah dan sayangilah ia” (HR. Ahmad)
7. Orang-orang yang melaksanakan sholat shubuh dan ashar secara berjamaah. Dari Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Para malaikat berkumpul pada waktu sholat shubuh, lalu para malaikat (yang menyertai hamba) pada malam hari (yang sudah bertugas malam hari hingga shubuh) naik (ke langit), dan malaikat yang bertugas pada siang hari tetap tinggal. Kemudian mereka berkumpul lagi pada saat sholat ashar dan para malaikat yang ditugaskan pada siang hari (hingga sholat ashar) naik (ke langit), sedangkan malaikat yang bertugas pada malam hari tetap tinggal, lalu Allah bertanya pada mereka, ‘Bagaimana kalian meninggalkan hambaku?’, mereka menjawab, ‘Kami datang sedangkan mereka melaksanakan shalat, dan kami tinggalkan mereka sedangkan mereka melaksanakan sholat, maka ampunilah mereka padfa hari kiamat’” (HR. Ahmad)
8. Orang yang mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuan orang yang didoakan. Dari Ummu Dardaa’ RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Doa seorang muslim untuk saudaranya yang dilakukan tanpa sepengetahuan orang yang didoakannya adalah doa yang akan dikabulkan. Pada kepalanya ada seorang malaikat yang menjadi wakilnya baginya, setiap kali dia berdoa untuk saudaranya dengan sebuah kebaikan, maka malaikat itu berkata ‘amiin’ dan engkaupun mendapatkan apa yang ia dapatkan” (HR. Muslim)
9. Orang-orang yang berinfak. Dari Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah SAW Bersabda, “Tiada hari dimana pagi harinya seorang hamba ada padanya kecuali dua malaikat turun kepadanya. Salah satunya berkata, ‘Ya Allah, berikanlah ganti bagi orang yang berinfak’, dan lainnya berkata, ‘Ya Allah, hancurkanlah harta orang yang pelit’” (HR. Bukhori-Muslim)
10. Orang-orang yang makan sahur. Dari Abdullah bin Umar RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah dan para malaikta-Nya bershalawat kepada orang-orang yang makan sahur” (HR. Ibnu Hibban dan Thabrani)
11. Orang-orang yang menjenguk orang sakit. Dari Ali bin Abi Thalib RA, Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah seorang mukmin menjenguk saudaranya kecuali Allah akan mengutus 70.000 malaikat untuknya yang akan bershalawat kepadanya waktu siang kapan saja hingga sore, dan waktu malam kapan saja hingga shubuh” (HR. Ahmad)
12. Orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain. Dari Abu Umamah al-Bahily RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Keutamaan seorang alim atas seorang ahli ibadah bagaikan keutamaanku atas seorang yang paling rendah diantara kalian. Sesungguhnya penghuni langit dan bumi, bahkan semut yang ada di dalam lubangnya dan bahkan ikan, semuanya bershalawat kepada orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain” (HR. Tirmidzi)

Posted by Azhar Muhammad N.T :: 10:20 PM :: 0 Comments:

Post a Comment

---------------------------------------

Monday, August 15, 2005



Tampilkanlah dengan sesungguhnya sifat-sifat kekuranganmu, niscaya Allah akan menolongmu dengan sifat-sifat kesempurnaan-Nya. Bersungguh-sungguhlah dengan kehinaanmu, niscaya Allah akan menolongmu dengan kemuliaan-Nya. Bersungguh-sungguhlah dengan ketidakberdayaanmu, niscaya Allah akan menolongmu dengan daya dan kekuatan-Nya.
(Ibnu Athoillah)

Posted by Azhar Muhammad N.T :: 9:59 PM :: 0 Comments:

Post a Comment

---------------------------------------

Sunday, August 07, 2005




Potret keluarga sakinah. Posted by Picasa

Posted by Azhar Muhammad N.T :: 2:23 PM :: 0 Comments:

Post a Comment

---------------------------------------
Sebuah Cerita Tentang Nasehat

Suasana di kamar tidur berukuran 4 x 4 meter itu agak lain dari biasanya. Sedikit berantakan, karena biasanya rapi. Meskipun penghuni kamar ini adalah dua orang lelaki, tak ada kesan tidak rapi atau tidak bersih. Ada sebuah travel bag berukuran sedang di sebelah ranjang. Di dalamnya belasan potong pakaian tertata rapi. Di sampingnya ada sebuah kardus berisi macam-macam barang. Andika menutup travel bagnya. Selesai sudah persiapannya, tinggal memesan taksi lalu berangkat ke bandara.
"Aku telpon taksinya dulu ya" Haris, teman sekamar Andika beranjak ke ruang tengah untuk memesan taksi.
Bagi seorang perantau seperti Andika, salah satu saat yang paling membahagiakan adalah ketika kembali ke kampung halaman. Ia akan kembali menghirup udara segar yang telah lama ditinggalkan. Ia akan mencium lagi bau tanah kampungnya yang tak pernah dilupakan. Ia akan bertemu dengan keluarga yang sangat dirindukan. Yang pasti ia akan meluapkan semua kerinduannya yang lama terpendam. Itu yang bisa Haris tangkap dari mata Andika.
Taksi yang telah dipesan perlahan meninggalkan asrama pekerja itu. Hanya lambaian tangan yang diberikan Andika pada Haris. Dia pun membalas lambaian itu sambil berkata dalam hati, kapan kiranya akan bertemu lagi dengan pemuda itu. Pemuda yang dua tahun terakhir ini hidup bersamanya di satu kamar dalam asrama pekerja itu. Pemuda yang selama masa itu telah bercerita banyak tentang kehidupannya pada Haris. Haris pun sebaliknya, dia juga sering curhat pada Andika.
Ada satu hal yang belum bisa dilupakan Haris, yaitu perihal Andika yang mengaku bahwa dalam lima tahun terakhir ini ia sangat membenci ibunya.
"Kenapa kamu sampai punya perasaan seperti itu?" Haris bertanya penuh rasa kaget bukan main.
"Ibuku telah mengkhianati bapak, aku, dan adik-adikku"
"Khianat bagaimana maksudmu?"
"Aku pernah mendapati ibuku berduaan dengan lelaki lain di kamar"
"Kamu tau ndak apa yang bikin aku lebih kecewa lagi?"
Haris menggeleng.
"Lelaki lain yang masuk kamar ibuku itu tak lain suami adik bapakku"
"Astaghfirullaah" Haris terhenyak.
"Sejak saat itu aku menyatakan perang sama ibu"
Haris menghela nafas panjang, ia mencoba mengerti dengan apa yang dirasakan Andika. Tapi di sisi lain ia juga menganggap bahwa sikap itu sangatlah tidak baik. Dia paham betul tingginya kedudukan seorang ibu dalam Islam. Jangankan membenci, berkata kotor saja dilarang oleh Allah Swt.
Itulah salah satu episode hidup Andika yang pernah ia tumpahkan pada Haris. Sebagai manusia biasa, Haris pun tak lepas dari problema hidup. Setelah Andika menumpahkan keluh kesah padanya, dia pun menceritakan masalahnya pada Andika. Mereka sering curhat setelah makan, atau sebelum tidur. Hingga akhirnya Andika juga paham dengan apa yang sedang dihadapi Haris saat ini. Haris merasa sangat berat menghadapi situasi kerja. Dari jam kerja yang sangat panjang, hingga perangai atasan yang semakin tidak menampakkan perubahan ke arah kebaikan.
Hingga saat-saat terakhir sebelum Andika pulang, ia dan Haris saling memberi nasehat.
"Mas, pindah ke tempat lain tidak menjamin Mas menemukan tempat kerja dan atasan yang sesuai dengan keinginan. Balik ke kampung juga bukan jalan yang terbaik. Sebab liku-liku berangkat bekerja di luar negeri sangat banyak dan kita telah merasakannya sendiri, yang sering membuat dada ini sakit. Jadi, satu-satunya cara adalah bersabar menghadapi kenyataan ini." Dalam hati Haris membenarkan juga apa yang diucapkan Andika barusan. Seberat apapun masalah, kalau mau dibuat ringan, kembalinya hanya pada kesabaran.
"Dik, seburuk apapun perbuatan ibumu itu, kamu jangan sampai tenggelam dalam kebencianmu itu selama-lamanya.Doakanlah kebaikan untuknya. Bagaimanapun juga beliaulah yang telah mengandung dan melahirkanmu ke dunia ini. Beliau juga yang telah merawatmu sejak kecil. Ketika sampai di rumah nanti, kamu cari beliau ya. Kalau ada yang perlu diluruskan, nasehatilah beliau dengan baik." Kini gantian Haris yang menasehati Andika. Demikianlah sebelum mereka berpisah hanya saling memberi nasehat saja, tak ada yang lain.
*****
Dua bulan berselang. Sore itu langit mendung, rintik air hujan perlahan membasahi jalanan di pusat kota Bandar Sri Begawan. Raut muka Haris sesaat menyiratkan rona bahagia. Andika mengirim email.
"Mas, aku sudah ketemu sama ibuku. Kami membicarakan beberapa hal, dan beliau menyetujui apa yang saya katakan. Saya juga sudah membayar zakat, dari hasil kerja di Brunei." Kalimat itu terasa indah bagi Haris. Andika menjalankan nasehatnya, dan kini ia menemukan kembali cintanya pada ibunya setelah lama larut dalam kebencian.
Namun sesaat kemudian Haris tertegun, karena nasehat Andika padanya belum bisa terlaksana sepenuhnya. Sabar memang tak semudah yang diucapkan, dan butuh kekuatan batin luar biasa. Namun nasehat Andika memberi tambahan semangat pada dirinya. Di sisi lain, Haris bersyukur karena paling tidak ada sedikit perintah Allah yang telah ditunaikan, yaitu saling menasehati dalam kebaikan dan kesabaran yang walaupun dibandingkan dengan apa yang telah dikerjakan orang lain, mungkin tidak ada apa-apanya.
(Diambil dari Eramuslim.com trus diubah dikit-dikit)

Posted by Azhar Muhammad N.T :: 2:22 PM :: 0 Comments:

Post a Comment

---------------------------------------

Wednesday, August 03, 2005

Satu Dalam Damai

Perbedaan diantara kita
Pemberi warna di kehidupan
Sehingga dunia tetap berputar
Mengiringi zaman

Lihat saja di sekitar kita
Alam berpadu berjuta raga
Saling berkait menyatu diri

Atas sunnah Ilahi

Syair diatas adalah potongan lagu ‘Satu Dalam Damai’ yang dilantunkan oleh grup vokal Snada. Dalam pandangan saya nih, pesan moral yang coba disampaikan dalam bait ini adalah bahwa segala bentuk perbedaan yang ada di dunia ini baik suku, warna kulit, bahasa, gaya hidup, pola pikir, ideologi, dan sebagainya adalah sesuatu yang memang tidak bisa dihindarkan dalam kehidupan manusia. Kita ndak bisa memaksakan kehendak kita untuk mempersamakan perbedaan yang ada. Kita pasti maklum kalo berjuta-juta orang yang hidup di dunia ini pasti memiliki berjuta-juta karakter pula yang membuat dunia kita cukup berwarna. Yang satu suka gini, yang satu suka gitu. Yang satu mau ini, yang satu mau itu. Nah, disini kita lalu dituntut untuk bisa bersikap dewasa, arif, dan bijaksana dalam menyikapi perbedaan yang ada. Soalnya kalo disikapi dengan asal sruduk, hasilnya juga ndak akan baik. Konflik antar suku yang pernah kita saksikan di negara kita, konflik yang terjadi karena tiap-tiap pihak terlalu memaksakan ideologinya yang berbeda, menurut saya bisa dijadikan contoh akibat dari tidak bijaknya pihak-pihak yang bertikai tersebut dalam menyikapi perbedaan yang ada.

Saya teringat dengan perkataan salah seorang senior,’kita lihat sisi positifnya’, dari sini saya lalu mengambil pelajaran bahwa ketika kita dihadapkan pada sebuah perbedaan, apapun bentuknya, seyogyanya kita bisa menghindari hal-hal negatif yang mungkin akan muncul bila kita terlalu menonjolkan perbedaan itu. Salah satu caranya adalah dengan menyadari bahwa diantara dua hal atau lebih yang berbeda, masih ada persamaan yang bisa kita tonjolkan. Menurut saya, menonjolkan persamaan ini lebih bermanfaat daripada mempersoalkan perbedaan. Contoh sederhana, selama hak kita sebagai muslim tidak diganggu, kita tak boleh bertindak tidak baik kepada non-muslim. Mereka memang berbeda agama dengan kita, namun ada persamaannya dengan kita, yaitu sama-sama manusia. Kita tak boleh menyakiti hewan dengan seenaknya. Mereka memang bukan manusia seperti kita, tapi ada persamaannya, yaitu sama-sama makhluk hidup ciptaan Allah Swt. Kita juga dilarang keras untuk menyakiti saudara kita sesama muslim. Boleh jadi ada perbedaan warna kulit, suku, ras, dan lainnya, namun ada satu hal yang mementahkan semua bentuk perbedaan itu, alaa wa huwa identitas kita sebagai orang Islam. Dalam Islam, tidak ada yang membedakan seseorang dengan yang lain dihadapan Allah Swt. kecuali ketakwaannya. Dalam hemat saya, perbedaan bisa dimanfaatkan sebagai lahan untuk saling melengkapi dan bukan untuk saling merendahkan, karena kita paham bahwa tak ada yang sempurna di dunia ini kecuali Allah Swt. Perbedaan bisa dijadikan ajang untuk belajar saling menghargai dan memahami, bukan untuk saling menjatuhkan dan menyakiti. Wallaahu a’lam bish shawaab.
(Taman Langit, 3 Agustus 2005)


Posted by Azhar Muhammad N.T :: 1:57 PM :: 0 Comments:

Post a Comment

---------------------------------------


Hendaknya kita mengukur ilmu bukan dari tumpukan buku yang kita habiskan. Bukan dari tumpukan naskah yang kita hasilkan. Bukan juga dari penatnya mulut dalam diskusi tak putus yang kita jalani. Tapi dari amal yang keluar dari setiap desah nafas kita".
(Ibnul Qoyyim Al-Jauziyyah)

Posted by Azhar Muhammad N.T :: 1:50 PM :: 0 Comments:

Post a Comment

---------------------------------------


Ketahuilah bahwa sabar, jika dipandang dalam permasalahan seseorang adalah ibarat kepala dari suatu tubuh. Jika kepalanya hilang maka keseluruhan tubuh itu akan membusuk. Sama halnya jika kesabaran hilang, maka seluruh permasalahan akan rusak".
(Ali bin Abi Thalib)

Posted by Azhar Muhammad N.T :: 1:45 PM :: 0 Comments:

Post a Comment

---------------------------------------

Tuesday, August 02, 2005



Niat untuk selalu tampak indah dan menarik adalah suatu kewajaran, namun Allah Maha Mengetahui apa-apa yang melintas di hati kita, apabila niat kita tergelincir ke dalam kemaksiatan dan kesia-siaan bisa jadi Allah akan memberikan jalan terbukanya bencana bagi kita, oleh karenanya bersungguh-sungguhlah berniat hanya untuk menggapai ridha Allah.
(Aa Gym)

Posted by Azhar Muhammad N.T :: 2:10 AM :: 0 Comments:

Post a Comment

---------------------------------------