Mudahkan Hidupku, Hiasi Dengan Belai-Mu

Mudahkan Hidupku, Hiasi Dengan Belai-Mu

Saturday, October 28, 2006

Beruntung Kita Hidup Sekarang

Pada salah satu malam di bulan Ramadhan kemarin, saya berkesempatan sholat tarawih di masjid dekat rumah, namanya masjid Nurul Huda. Saya memang sholat tarawih tidak selalu di satu tempat. Akhirnya tiba juga masa jeda itu, paling tidak bisa sedikit mengurangi rasa pegal di kaki saya. Sholat tarawih di masjid Nurul Huda memang termasuk tarawih yang agak panjang. Yang saya suka kalau tarawih di masjid itu, salah satu imamnya adalah orang Indonesia, dan bacaannya merdu. Tapi malam itu beliau sepertinya tidak bisa hadir, mungkin sholat di tempat lain. Belakangan saya baru tahu ternyata beliau untuk seterusnya tidak menjadi imam tarawih di masjid itu. Masa jeda itu bukan tidak ada isinya, melainkan diisi dengan ceramah. Pada kesempatan itu yang mengisi ceramah adalah seorang bapak yang sering saya lihat sholat di masjid itu, sering juga jadi imam, wajahnya saya hapal, tapi tidak tahu namanya. Kalau saya bilang, ceramah itu enak atau tidak enak selain tergantung pada penceramah, juga tergantung pada moodnya si pendengar (wallaahu a’lam). Ternyata asyik juga ngikutin ceramah dengan serius (hehehe, emang biasanya...), ilmu dapat, saya juga bisa melatih memahami omongan orang Arab.

Dalam ceramahnya, beliau menyebutkan bahwa umat Nabi Muhammad SAW adalah umat yang sangat dirahmati Allah SWT. Diantaranya adalah sebagaimana tersebut dalam kisah Nabi Musa AS ketika ditampakkan kepada beliau kelebihan-kelebihan umat Nabi Muhammad SAW.


Nabi Musa pun berkata, “Ya Tuhanku, siapakah gerangan umat yang dirahmati seperti yang kudapati dalam lauh-lauh (papan bertulis) ini ?”. Allah berfirman, “Itulah umat Muhammad. Mereka rela dengan rezeki sedikit yang Aku berikan kepadanya, maka Aku pun rela dengan amalan yang sedikit dari mereka. Akan Aku masukkan mereka ke dalam surga dengan kesaksian Laa ilaaha illallah”.

Berkata Musa, “Aku dapati dalam lauh-lauh ini suatu umat yang akan dibangkitkan pada hari kiamat dengan wajah-wajah yang bercahaya laksana bulan purnama. Jadikanlah mereka itu umatku ya Allah”. Allah berfirman, “Mereka itu adalah umat Muhammad. Aku bangkitkan mereka pada hari kiamat dengan wajah bersinar dan bercahaya disebabkan bekas-bekas wudhu dan sujud mereka”.

Berkata Musa, “Aku dapati dalam lauh-lauh ini suatu umat yang berkain selendang di pundak dan bersenjatakan pedang di bahu masing-masing. Mereka itu orang-orang yang senantiasa bertawakkal dan dadanya penuh keyakinan. Mereka menyerukan nama Allah di hadapan tiap-tiap rumah Allah untuk berjihad di atas kebenaran, sehingga akhirnya merekapun membunuh Dajjal. Jadikanlah mereka itu umatku”. Allah berfirman, “Mereka itu umat Muhammad”.

Berkata Musa, “Aku dapati di dalam lauh-lauh ini suatu umat yang shalat lima kali sehari semalam, sehingga terbukalah pintu-pintu langit dan turunlah rahmat bagi mereka. Jadikanlah mereka itu umatku, ya Allah”. Allah berfirman, “Mereka itu adalah umat Muhammad”.

Berkata Musa, ”Aku dapati dalam lauh-lauh ini suatu umat yang berpuasa di bulan Ramadhan untuk-Mu, lalu Engkau mengampuni segala kesalahan mereka sebelum itu. Jadikanlah mereka itu umatku”. Allah berfirman, ”Mereka itu umat Muhammad”.

Berkata Musa, ”Aku dapati dalam lauh-lauh ini suatu umat yang mengunjungi Baitul Haram karena-Mu, tiada keperluan lain kecuali itu. Mereka hanya meratap dan menangisi diri sendiri serta mengumandangkan suara takbir membesarkan nama-Mu. Jadikanlah mereka umatku”. Allah berfirman, ”Mereka itu umat Muhammad”. Musa berkata, ”Apakah ganjaran mereka atas perbuatan itu?”. Allah menjawab, “Aku akan menambahkan bagi mereka ampunan dan akan Aku izinkan mereka memberi syafaat (do'a pertolongan) kepada siapa saja yang datang sesudah mereka”.

Berkata Musa “Aku dapati dalam lauh-lauh ini suatu umat yang memohon ampun atas dosa-dosanya. Mereka menyuapkan suatu makanan ke dalam mulutnya. Belum sampai makanan itu ke dalam perutnya, dosa-dosa itu telah diampunkan oleh Allah. Mereka menyuapkan makanan itu dengan menyebut nama-Mu dan mengakhirinya dengan mengucapkan syukur dan memuji-Mu. Jadikanlah mereka itu umatku”. Allah berfirman; “Mereka itu adalah umat Muhammad”.

Berkata Musa, “Ya Tuhanku, aku dapati di dalam lauh-lauh ini suatu umat yang apabila berniat untuk melaksanakan suatu kebajikan, kemudian tidak dilaksanakannya, akan dicatatkan satu kebajikan. Tapi bila dilaksanakan kebajikannya itu, dicatatkan baginya sepuluh kali lipat dari kebaikan itu, atau sehingga menjadi tujuh ratus kali lipat pahalanya. Jadikanlah mereka umatku”. Allah berfirman, “Mereka itu adalah umat Muhammad”.

Berkata Musa, “Ya Tuhanku, aku dapati di dalam lauh-lauh ini suatu umat yang apabila berniat melakukan suatu kejahatan, kemudian tidak dilakukannya, tidaklah dicatatkan baginya suatu dosa. Akan tetapi jika diteruskan dengan mengerjakan satu kejahatan barulah dicatatkan baginya satu dosa. Jadikanlah mereka itu umatku”. Allah berfirman, “Mereka itu umat Muhammad”.

Berkata Musa, “Ya Tuhanku, aku dapati di dalam lauh-lauh ini suatu umat, mereka itu sebaik-baik manusia. Mereka menyuruh berbuat baik dan melarang perbuatan jahat, jadikanlah mereka itu umatku”. Allah berfirman, “Mereka itu umat Muhammad”.

Berkata Musa, “Ya Tuhanku, aku dapati dalam lauh-lauh ini suatu umat yang dibangkitkan pada hari kiamat dalam tiga golongan. Satu golongan akan masuk ke dalam surga tanpa dihisab. Satu golongan lagi akan dihisab dengan hisab yang ringan saja. Dan golongan terakhir disucikan dari segala dosanya, lalu merekapun masuk ke dalam surga. Jadikanlah mereka itu umatku”. Allah berfirman, “Mereka itu umat Muhammad”.

Berkata Musa, “Ya Tuhanku, Engkau telah menganugerahkan segala kebaikan kepada Muhammad beserta umatnya, maka jadikanlah aku sebagai umatnya”. Allah berfirman, “Hai Musa, sesungguhnya Aku memilih (melebihkan) kamu dari manusia yang lain (di masamu) untuk membawa risalah-Ku dan untuk berbicara langsung dengan-Ku, sebab itu berpegang teguhlah kepada apa yang Aku berikan kepadamu dan hendaklah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur”. (Q.S Al-A’raaf: 144).


Yah, sedemikian besar rahmat Allah untuk umat ini. Allah berkenan melimpahi kita dengan pahala berlipat atas amal kebajikan, memberikan ampunan pada hambanya yang bertaubat, atau menganugerahi kita berbagai momentum yang sangat berharga, sebut saja sholat, puasa, haji, dan lainnya. Di mana berbagai momentum ini bila dimanfaatkan dengan sebaik mungkin akan mendatangkan kebahagiaan bagi kita, tidak hanya di dunia tapi juga di akhirat nanti. Tanpa menghilangkan keimanan kita pada nabi-nabi yang lain, saya rasa kita sangat beruntung telah terlahir menjadi umat Nabi Muhammad SAW, penutup para utusan, nabi akhir zaman, yang ajarannya menjadi penyempurna bagi risalah-risalah sebelumnya. Dan ini termasuk nikmat besar yang harus kita syukuri. Dengan keadaan kita yang seperti ini, rasanya sangat naif jika kita tidak memanfaatkannya dengan baik. Wallaahu a’lamu bish shawaab.


Posted by Azhar Muhammad N.T :: 3:53 AM :: 0 Comments:

Post a Comment

---------------------------------------