Mudahkan Hidupku, Hiasi Dengan Belai-Mu

Mudahkan Hidupku, Hiasi Dengan Belai-Mu

Friday, October 27, 2006

Semoga Kujelang Lagi

Delapan kilo arang, 1 kilo kelapa kering, kacang, dan lengkuas bubuk. Barang-barang tersebut yang kami bawa siang itu menuju rumah salah satu senior kami, namanya Mas Fahmi, di kawasan Abbas Aqqad. Hari itu adalah hari terakhir puasa Ramadhan tahun ini, dan esoknya pada hari pertama Idul Fitri akan ada open house di rumah Mas Fahmi. Jadilah saya mengakhiri puasa Ramadhan tahun ini dengan berbuka di rumah beliau. Segelas tamr hindy itupun membasahi mulut saya. Alhamdulillah, selesai juga. Pada saat-saat seperti ini perasaan saya bisa dibilang campur-campur. Lega, karena purna sudah puasa Ramadhan tahun ini, dan saya bersiap untuk menyambut hari kemenangan umat Islam di seluruh penjuru dunia, Idul Fitri. Namun di sisi lain, ada penyesalan atau perasaan kurang puas jika melihat apa yang saya lakukan selama sebulan berpuasa itu. Dan ini bukan pertama kalinya saya punya perasaan seperti ini. Yah, apalagi kalo bukan pemanfaatan momentum Ramadhan yang kurang maksimal. Inilah saya, yang dengan mudahnya menyesali perbuatan untuk kemudian kembali jatuh pada lubang yang sama. Dan ini salah satu dari sekian banyak penyakit kronis yang ada pada diri saya. Bagi yang bisa menasehati, tolong saya diingatkan dong...

Bulan Ramadhan memang lain daripada yang lain. Ada yang spesial di bulan ini, hingga tak heran jika umat Islam pun menyambutnya dengan suka cita. Banjir rahmat, banjir ampunan, banjir pahala, dan banjir-banjir yang lain. Sungguh beruntung orang yang bisa memanfaatkan momentum ini dengan sebaik mungkin, dan sungguh buntung (maksudnya..?) orang yang mensia-siakan kesempatan ini. Tahun 1427 hijriah ini, adalah untuk keenam kalinya saya berpuasa Ramadhan di Mesir, dan jika Allah mengizinkan, inilah puasa terakhir saya di sini. Selain itu, lebaran tahun ini juga yang terakhir untuk saya di sini. Kumandang adzan, lantunan ayat suci al-Qur’an baik yang berasal dari masjid ataupun yang meluncur dari bibir orang-orang di bis, di kereta bawah tanah, dan di mana saja, berbuka puasa di ma’idaturrahmaan, sholat tarawih mulai dari yang cepat sampai yang lama, suasana Idul Fitri dengan saudara-saudara senegara, dan banyak kenangan lainnya, semuanya akan saya usahakan untuk tidak hilang dari memori saya. Saya hanya bisa berdoa mudah-mudahan semua yang saya kerjakan ini mendapat ridlo-Nya. Mari saling mendoakan, semoga kita semua menjadi hamba-hambanya yang beruntung.

Rezeki, jodoh, dan maut adalah rahasia Allah. Kita hanya bisa berusaha sungguh-sungguh, bertawakal, dan berdoa untuk mencari rezeki, sedangkan hasil akhirnya Yang Di Atas yang menentukan. Saya (atau kita..?) juga sampai sekarang belum tahu siapa pendamping hidup saya nanti. Maut, kita hanya bisa meyakini bahwa saat itu pasti akan datang. Setelah meyakininya kitapun akan mohon dengan sangat untuk bisa meninggalkan dunia ini dengan membawa tabungan yang membuat kita bahagia di akhirat kelak. Berhubung yang namanya maut itu adalah rahasia Allah, maka bulan Ramadhan yang istimewa, yang menakjubkan, dan yang dirindukan ini, kita berdoa semoga masih bisa menjumpainya lagi. Ramadhan, semoga tahun depan aku masih bisa menikmatinya.

Setiap habis Ramadhan
Hamba rindu lagi Ramadhan
Saat - saat padat beribadah
Tak terhingga nilai mahalnya

Setiap habis Ramadhan
Hamba cemas kalau tak sampai
Umur hamba di tahun depan
Berilah hamba kesempatan

Setiap habis Ramadhan
Rindu hamba tak pernah menghilang
Mohon tambah umur setahun lagi
Berilah hamba kesempatan

Alangkah nikmat ibadah bulan Ramadhan
Sekeluarga, sekampung, senegara
Kaum muslimin dan muslimat sedunia
Seluruhnya kumpul dipersatukan
Dalam memohon ridho-Nya (Bimbo)

Posted by Azhar Muhammad N.T :: 12:02 PM :: 0 Comments:

Post a Comment

---------------------------------------